Breaking News
Loading...
Sunday, July 14, 2013

Info Post
Jembrana | Peresmian Pepadu Di desa Mendoyo Dangin Tukad - 5 Gabungan Kelompok Tani(gapoktan) Pertanian Terpadu(Pepadu) yangtersebar di 5 kecamatan di Kabupaten Jembrana diresmikan Bupati Jembrana I Putu Artha bertempat di Gapoktan Jaya Winangun Desa Mendoyo Dangin Tukad Kecamatan Mendoyo, Sabtu(29/12). 
Bersama ketua DPRD I Ketut Sugiasa, ke 5 Gapoktan yang diresmikan Bupati Artha yakni, Gapoktan Darma Sentana desa Tukadaya Kecamatan Melaya, Sari Nandaka desa Kaliakah kecamatan Negara, Sari Godel yang ada di desa Yeh Kuning Kecamatan Tunjung Mekar desa Gumbrih serta Gapoktan Jaya Winangun yang ada di desa Mendoyo Dangin Tukad kecamatan Mendoyo.

Peresmian yang ditandai dengan penyerahan naskah hibah itu, terungkap kalau sapi yang dibeli anggota Gapoktan harganya sangat fantastis. Pasalnya, sapi betina kisaran umur 1,5 sampai 2 tahun per ekornya dibeli dengan harga Rp. 5 juta lebih. “Sekarang harga sapi meroket pak. Ini saja kelompok kami membelinya harganya sudah seperti ini(mahal). Beda dengan waktu sebelum ada Gapoktan. Kalau sapi yang sejenis ini paling di pasaran dijual dengan harga sekitar Rp. 3 juta saja sudah mahal, “kata ketua Gapoktan Jaya Winangun, I Made Dornen. Meski harga sapi mahal dan anggarannya kurang, anggotanya tidak keberatan menambah biaya untuk pembelian sapi. “ Kami sudah dibantu saja sudah sangat bersyukur, penambahan biaya oleh anggota merupakan wujud partisipasi, sehingga rasa memiliki menjadi lebih kuat “ terang Dornen.

Meski demikian Dornen juga mengaku, sapi-sapi yang dibelinya itu harus memenuhi kreteria. “ Walaupun sapi-sapi yang kami beli ini harganya lumayan mahal, selain memang harga sapi saat ini memang kenaikannya sangat tajam, juga harus memenuhi kreteria seperti tingginya 105 Cm dan umurnya juga antara 1,5 – 2 tahun, “jelasnya.

Bupati I Putu Artha dihadapan Kadis Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan, I Ketut Wiratma minta agar perkembangan dan kelangsungan Gapoktan dikawal. “ Saya tidak ingin Gapoktan yang merupakan program percontohan hanya seumur jagung. Untuk itu saya minta kepada Pak Kadis agar menugaskan PPL untuk mengawalnya, termasuk dokter hewan yang ada di masing-masing kecamatan itu agar selalu memonitor, bahkan ditugaskan untuk bertanggung jawab di masing-masing Gapoktan. Mengingat sewaktu waktu ternak petani perlu perawatan segera yang bersifat darurat. Jangan sampai ketika petani butuh penanganan dari dokter hewan justru dioper kesana kemari, “ tegas Artha.

Selain itu, kepada anggota Gapoktan, Bupati Artha juga minta bantuan hibah berupa ternak dapat dipelihara dan dipertanggung jawabkan. “Saya tidak ingin ada asumsi dalam kelompok dimana kesempatan mendapatkan bantuan hibah dijadikan alat untuk mencari keuntungan. Ini sama sekali tidak saya inginkan, justru dengan diterimanya bantuan itu para pengurus dan anggota betul betul bertanggung jawab terhadap kemajuan dan kelangsungan organisasi itu. Jangan habis menjual ternak kemudian dibelikan kalung, “tegas Bupati Artha.

Source : http://www.jembranakab.go.id/index.php?module=detailberita&id=1811

0 komentar:

Post a Comment